2007-06-27

Doa dan Bungkusan yang Ruwet


Doa dan Bungkusan yang Ruwet

Malam Jum'at di Masjid Rungkut Jaya. Suatu kali.

Beberapa ayat telah dikupas dari berbagai tafsir: Jalalain, Al-Mishbah, Al-Azhar, Adz-Dzikra, Fii Dzilalil Qur'an, dan beberapa tafsir berbahasa Jawa dan Inggris.

"Saya pernah berdoa yang tak biasa, Pak," kata Bu Kus membuka sesi pertanyaan.
"Apa itu, Bu Kus?" tanya Pak Suherman Rosyidi, Sang Ustadz.
"Suatu kali saya berdoa: Ya Allah, jadikan saya isteri yang selalu terlihat cantik di mata suami."
"Doa yang bagus, dong," sergah Pak Ustadz, "lalu apa yang terjadi?"
"Ya, memang bagus, Pak Herman. Tetapi, esok harinya wajah saya mulai ditumbuhi jerawat yang saya tidak tahu darimana datangnya. Banyak. Beberapa hari kemudian malah memenuhi seluruh wajah. Saya jadi kebingungan. Akhirnya mau tidak mau saya harus menjalani perawatan kecantikan wajah ke sebuah salon kecantikan, suatu hal yang tidak pernah saya lakukan. Saya harus datang ke tempat itu untuk membersihkan jerawat di muka saya. Berkali-kali. Berhari-hari. Hasilnya tentu saja mengejutkan saya. Wajah saya menjadi lebih bersih dari semula. Lebih cantik."

"Berarti doa ibu dikabulkan sama Allah. Ya nggak?"
"Ya, sih Pak. Tetapi itu belum seberapa, Pak."
"Maksudnya gimana?"
"Saya juga pernah berdoa yang tak biasa, Pak. Doa yang lain."
"Apa itu?"
"Saya berdoa agar Allah menjadikan saya isteri yang setia pada suami."
"Doa yang bagus juga. Lalu apa yang terjadi, Bu?"
"Esok harinya, suami saya jatuh sakit. Tak bisa bangun. Ia harus dirawat di rumah sakit. Berhari-hari. Saya mau tak mau harus menungguinya selama terbaring itu. Saya bahkan sampai merasa itu semua seperti ujian bagi saya. Ujian terhadap kesetiaan saya, apakah saya tetap setia pada suami apa tidak. Saya seketika teringat akan doa yang pernah saya panjatkan sebelumnya."
"Berarti doa ibu dikabulkan sama Allah. Ya nggak?"
"Ya, sih, Pak."
"Lalu sekarang, pertanyaannya Ibu apa?"
"Bukan pertanyaan, Pak."
"Lalu apa?"
"Sekarang ini, saya justru merasa takut untuk berdoa. Gimana ini?"

***

"Apakah Tuhan memberikan apa yang engkau harap dengan mengantarkannya dalam bungkusan yang indah?" Neno Warisman pernah bertanya demikian pada sebuah acara di televisi, mengutip pernyataan seorang pakar yang aku lupa namanya. "Tidak!" lanjut Neno. "Tuhan tidak mengantarkan apa yang engkau minta dalam sebuah bungkusan yang menarik lagi indah. Bahkan Ia mengantarkannya dalam bungkusan yang jelek, ruwet, carut-marut, dan kelihatannya sukar untuk dibuka.

Pertanyaannya adalah: mengapa?"
"Itu tidak lain karena Ia ingin melihat bagaimana engkau membuka bungkusan itu dengan penuh kesabaran, telaten, bersusah-payah lapis demi lapis, sedikit demi sedikit, terus, terus, dan terus. Tak pernah berhenti apalagi berpaling. Hingga pada akhirnya bungkus terakhir terbuka dan engkau mendapatkan sesuatu yang engkau harapkan ada di dalamnya."

Bukankah Allah pasti akan mengabulkan apa yang hamba-Nya pinta? Kuncinya kalau begitu adalah: jangan pernah berhenti memuja. Jangan pernah berhenti berharap.

Allah tidak tidur.
Allah mahamengetahui.
Allah mahamendengar.
Dia maharahman dan rahim.

Sungguh tak ada yang sepatutnya kita lakukan kecuali selalu berprasangka baik pada setiap pemberian-Nya. Entah nikmat, entah musibah. Karena musibah pun mungkin hanyalah bungkus belaka; yang selayaknya kita yakini bahwa itu semua hanya karena Ia ingin melihat kita membukanya dengan sepenuh cinta.

Sumber: myquran.org

Lima Detik Pertama Penentu Sukses


Lima Detik Pertama Penentu Sukses

Sukses, mungkin tidak satupun manusia di dunia ini yang tak ingin meraihnya, karena bahkan seorang yang berencana bunuh diripun tak ingin mengalami kegagalan. Maksudnya, orang akan menanggung malu teramat besar jika upaya bunuh dirinya ternyata tidak berhasil, meskipun seharusnya ia bersyukur. Mungkin terlalu ekstrim jika yang diambil contoh adalah soal bunuh diri, namun hal itu sekedar ingin memberikan gambaran bahwa untuk hal paling hina pun orang berusaha maksimal untuk merealisasikannya.

Apapun, untuk meraih sukses, kuncinya adalah rencana yang matang dan usaha yang maksimal untuk menjalankan semua yang telah terencana itu. Dalam prinsip manajemen, langkah ini biasa dikenal dengan, Rencanakan Apa Yang Hendak Dikerjakan, dan Kerjakan Apa yang Sudah Direncanakan. Artinya, jika keluar dari prinsip tersebut, bisa jadi satu keniscayaan bahwa kegagalan segera menghampiri Anda.

Namun, tahukah Anda apa yang paling menentukan dari semua proses awal menuju kesuksesan ketika hendak memulai satu upaya merealisasikan semua rencana? Rahasia sukses seseorang dalam meraih semua impiannya, entah itu berkenaan dengan karir, hubungan interpersonal atau apapun yang menjadi obsesinya ternyata ada pada lima detik pertama setiap langkah awalnya.

Lima detik begitu menentukan? Tepat! Karena yang harus Anda lakukan pada lima detik pertama itu adalah kunci sukses nomor satu yang tidak boleh dilewatkan, satu hal yang sangat mudah dan praktis untuk dilakukan: Tersenyum. David J Lieberman dalam sebuah buku laris yang berjudul, "Get Anyone To Do Anything" menyebutkan, taktik nomor satu untuk menciptakan kesan pertama yang luar biasa tetapi mudah dilakukan adalah: Tersenyum. :)

Mengapa senyum? Jangan pernah pernah menganggap sepele tersenyum, karena Rasulullah SAW pun memberikan nilai sedekah untuk setiap senyum yang kita berikan kepada saudara kita. Selain itu, senyum mampu menciptakan empat hal yang luar biasa: Menimbulkan rasa percaya diri, kebahagiaan, dan semangat. Dan yang lebih penting, tersenyum menandakan penerimaan yang tulus.

Orang yang tersenyum dianggap sebagai orang yang penuh percaya diri karena ketika kita sedang grogi atau tidak yakin dengan diri kita atau sekitar kita, kita cenderung untuk tidak tersenyum. Tentu saja tersenyum menimbulkan kebahagiaan sehingga akan mempertemukan kita kepada orang-orang yang bahagia karena kita melihat mereka dengan cara yang positif. Semangat sangat penting untuk menciptakan kesan yang baik karena semangat itu dapat menular kepada orang lain. Dengan tersenyum menunjukkan bahwa Anda menyenangi tempat dimana Anda berada dan senang bertemu dengan orang yang Anda temui sehingga pada gilirannya dia akan semakin tertarik untuk bertemu Anda. Pada akhirnya, tersenyum menunjukkan penerimaan yang tulus dan menyebabkan orang lain tahu bahwa Anda mau menerima dia dengan tulus.

Anda tentu masih ingat pesan sebuah iklan produk parfum pria yang pernah ditayangkan di TV yang berbunyi, "Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda". Ya, kesan pertama, itulah yang harus Anda ciptakan untuk bisa memulai segalanya lebih lancar sehingga kesuksesan seolah sudah digenggaman Anda. Dan tersenyum, jelas cara yang paling ampuh untuk menciptakan kesan pertama yang mengagumkan.

Berkenaan dengan kesan pertama ini, ada sesuatu yang disebut pengaruh pertama, yakni sebuah proses dimana kesan pertama kita terhadap orang lain menyebabkan kita menilai perilaku berikutnya atas dasar kesan pertama kita. Ini artinya, kesan pertama kita terhadap seseorang sangat penting karena segala sesuatu yang kita lihat dan kita dengar selanjutnya disaring melalui pendapat kita yang pertama. Akibatnya, Anda menciptakan citra orang tersebut sebagaimana ketika mula-mula Anda bertemu dengannya dan Anda melihat perilakunya pada masa-masa selanjutnya melalui citra ini. Jadi, apabila kesan pertama seseorang terhadap Anda baik, maka dia akan cenderung lebih baik dalam menilai anda pada masa-masa selanjutnya.

Dimanapun, kapanpun, bersama siapapun, sedang apapun ketika Anda tengah berinteraksi dengan orang lain, jadikan senyum sebagai modal utama Anda. Senyum bisa menjadi senjata yang paling ampuh dalam berbagai kondisi, seperti hubungan interpersonal dan interelasi, saat interview, wawancara dan lain sebagainya. Sebagai ingatan, jangan pernah sia-siakan momentum awal (detik-detik pertama) untuk tidak menjadikannya sebaik mungkin, karena percakapan dan hubungan Anda selanjutnya akan disaring melalui momentum awal ini, dengan demikian akan menciptakan kesan yang sangat baik. Itulah sebabnya mengapa tersenyum itu sangat penting. Lakukanlah dengan segera dan senyum akan menjelaskan banyak hal tentang diri Anda : Semuanya Positif.

2007-06-23

Masalah adalah Peluang


Masalah adalah Peluang

Oleh Rahmat* www.motivasi-islami.com

Mengapa Anda membeli deterjen? Karena Anda punya masalah dengan pakaian Anda, pakaian Anda kotor dan perlu dibersihkan maka Anda membeli deterjen. Mengapa Anda pergi ke dokter? Karena Anda punya masalah dengan kesehatan Anda. Ini adalah contoh-contoh sederhana yang menunjukan bahwa setiap masalah yang muncul akan timbul sebuah peluang. Masalah Anda adalah peluang bagi orang lain.

Ide produk atau jasa yang baik, yang akan menghasilkan uang adalah produk atau jasa yang bisa menyelesaikan masalah orang lain. Sementara, bangsa Indonesia saat ini sedang punya banyak masalah, berarti banyak peluang yang menanti di sana.

Jika Anda bisa menghasilkan suatu produk atau jasa yang bisa mengatasi masalah banyak orang tanpa menimbulkan masalah baru, maka mereka akan berterima kasih kepada Anda, tanda terima kasih itu tentu saja dalam bentuk materi untuk Anda.

Sebagai contoh, dengan naiknya BBM timbul masalah meningkatnya biaya hidup. Oleh karena itu, hal ini menjadi peluang bagi sebagian orang untuk membuat kompor alternatif, seperti kompor minyak tanah hemat energi dan briket batu bara. Ada juga yang memanfaatkan energi matahari dan angin.

Mahalnya biaya angkutan dalam kota, memberikan peluang bagi mereka produsen dan penjual sepeda motor. Sulitnya mencari kerja, memberikan peluang bagi mereka penyelenggara pelatihan entrepreneurship. Dan masih banyak lagi contoh-contoh masalah lainnya yang bisa dijadikan sebagai peluang.

Ketimbang Anda stres memikirkan masalah Anda, mengapa tidak Anda cari peluang dibalik masalah Anda, yang bisa sekaligus mengatasi masalah yang sama yang dimiliki oleh orang lain? Sekali Anda menemukannya maka keuntungan yang akan Anda dapat.

*Rahmat adalah pengusaha, pembicara, trainer, dan pemilik serta penulis utama Buletin Mingguan Motivasi Islami. www.motivasi-islami.com

Kisah Penebang Kayu


Kisah Penebang Kayu

Sebuah cerita tentang seorang penebang kayu yang menebang kayu dengan kapaknya. Setiap hari dia menebang kayu untuk dijual. Setiap pagi dia pergi ke hutan dan pulang menjelang matahari terbenam. Sesampai di rumah dia istirahat untuk menunggu hari esok, saat matahari terbit untuk kembali pergi ke hutan menebang kayu.

Hal tersebut dia lakukan terus menerus tanpa henti. Namun lama kelamaan hasil tebangannya mulai menurun. Lambat tetapi pasti, kayu yang dia bawa pulang berkurang terus dari hari ke hari. Melihat hasil yang berkurang terus menerus, dia memutuskan untuk menambah jam kerjanya. Dia pergi lebih pagi dan pulang lebih sore.

Awalnya, dengan penambahan jam kerja tersebut, hasil tebangannya sedikit bertambah. Namun setelah beberapa lama berkurang kembali seperti semula, seakan penambahan waktu tidak ada gunanya. Bahkan suatu waktu hasil tebangan yang dilakukan secara lembur hasilnya lebih sedikit dibanding penebangan yang dia lakukan pada saat awal karir dia sebagai penebang kayu.

Sampai suatu saat dia bertemu dengan seorang penebang kayu lainnya. Penebang kayu yang baru dikenalnya itu menggunakan jenis kapak yang sama dan waktu yang digunakan untuk menebang juga sama. Tetapi hasil yang diperoleh penebang tersebut tidak pernah menurun. Ini membuat dia merasa keheranan, mengapa hasil produksinya menurun sementara temannya tidak?

Akhirnya dia menanyakan rahasia kepada teman barunya itu, bagaimana agar hasil tebangannya tidak menurun. Temannya menjawab, bahwa rahasianya sangat sederhana, dia rajin mengasah kapaknya agar selalu tajam. Namun penebang itu menjawab bahwa dia tidak punya waktu untuk mengasah kapaknya, dia sibuk untuk mengejar jumlah produksi agar bisa mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Temannya yang bijak berkata, "Kamu memang menghabiskan beberapa waktu untuk mengasah kapakmu. Tetapi waktu yang kamu gunakan untuk mengasak kapak akan terganti, sebab kamu akan menebang kayu lebih cepat."

Kita pun sama, kita memiliki "kapak" meski dalam bentuk lain yang harus selalu kita asah agar tetap produktif. Energi kita, jika digunakan akan berkurang, maka kita harus mengisinya kembali. Termasuk juga dengan iman, sering kali turun, maka kita harus menaikan iman kita kembali. Apakah kita merasa tidak punya waktu?

*Oleh Rahmat - Rahmat adalah pengusaha, pembicara, trainer, dan pemilik serta penulis utama Buletin Mingguan Motivasi Islami.

 

Sukses Bisnis Tanpa iklan? Apa Bisa? Temukan disini

LAKI-LAKI SEJATI


LAKI-LAKI SEJATI

Aku bertanya pada Ibuku, bagaimanakah lelaki sejati itu ? Ibuku menjawab, Nak...

Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya....

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.....

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa...

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati ditempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati didalam rumah...

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan...

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu...

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari banyaknya wanita yang memuja, tetapi komitmennya terhadap wanita yang dicintainya...

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari jumlah tanggungjawab yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia menghadapi lika-liku kehidupan...

Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari rajinnya membaca kitab suci, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca...

2007-06-20

Piano


Piano

Kisah ini terjadi di Rusia. Seorang ayah, yang memiliki putra yang berusia kurang lebih 5 tahun, memasukkan putranya tersebut ke sekolah musik untuk belajar piano. Ia rindu melihat anaknya kelak menjadi seorang pianis yang terkenal.

Selang beberapa waktu kemudian, di kota tersebut datang seorang pianis yang sangat terkenal. Karena ketenarannya, dalam waktu singkat tiket konser telah terjual habis. Sang ayah membeli 2 buah tiket pertunjukan, untuk dirinya dan anaknya.

Pada hari pertunjukan, satu jam sebelum konser dimulai, kursi telah terisipenuh, sang ayah duduk dan putranya tepat berada di sampingnya. Seperti layaknya seorang anak kecil, anak ini pun tidak betah duduk diam terlalu lama, tanpa sepengetahuan ayahnya, ia menyelinap pergi.

Ketika lampu gedung mulai diredupkan, sang ayah terkejut menyadari bahwa putranya tidak ada di sampingnya. Ia lebih terkejut lagi ketika melihat anaknya berada dekat panggung pertunjukan, dan sedang berjalan menghampiri piano yang akan dimainkan pianis tersebut.

Didorong oleh rasa ingin tahu, tanpa takut anak tersebut duduk di depan piano dan mulai memainkan sebuah lagu, lagu yang sederhana, twinkle2 little star.

Operator lampu sorot, yang terkejut mendengar adanya suara piano mengira bahwa konser telah dimulai tanpa aba-aba terlebih dahulu, dan ia langsung menyorotkan lampunya ke tengah panggung. Seluruh penonton terkejut, melihat yang berada di panggung bukan sang pianis, tapi hanyalah seorang anak kecil.

Sang pianis pun terkejut, dan bergegas naik ke atas panggung. Melihat anak tersebut, sang pianis tidak menjadi marah, ia tersenyum dan berkata, "Teruslah bermain" dan sang anak yang mendapat ijin, meneruskan permainannya.

Sang pianis lalu duduk, di samping anak itu, dan mulai bermain mengimbangi permainan anak itu, ia mengisi semua kelemahan permainan anak itu, dan akhirnya tercipta suatu komposisi permainan yang sangat indah. Bahkan mereka seakan menyatu dalam permainan piano tersebut.

Ketika mereka berdua selesai, seluruh penonton menyambut dengan meriah, karangan bunga dilemparkan ke tengah panggung. Sang anak jadi besar kepala, pikirnya, "Gila, baru belajar piano sebulan saja sudah hebat!" Ia lupa bahwa yang disoraki oleh penonton adalah sang pianis yang duduk di sebelahnya, mengisi semua kekurangannya dan menjadikan permainannya sempurna.

Apa implikasinya dalam hidup kita ?

Kadang kita bangga akan segala rencana hebat yang kita buat, perbuatan-perbuatan besar yang telah berhasil kita lakukan. Tapi kita lupa, bahwa semua itu terjadi karena Tuhan ada di samping kita. Kita adalah anak kecil tadi, tanpa ada Tuhan di samping kita, semua yang kita lakukan akan sia-sia. Tapi bila Tuhan ada di samping kita, sesederhana apapun hal yang kita lakukan hal itu akan menjadi hebat dan baik, bukan saja buat diri kita sendiri tapi juga baik bagi orang di sekitar kita. Semoga kita tidak pernah lupa bahwa ada Tuhan di samping kita.

Don't be proud to be strong, don't be afraid to be weak. GOD always be with you 4 ever.

CHAYO!!! SEMANGAT!!!

^_^

Kekuatan Mencoba


Kekuatan Mencoba

Oleh Rahmat* www.motivasi-islami.com

Anda pernah makan KFC? Meskipun makanan ini berasal dari negeri Paman Sam, tetapi sudah terkenal di dunia. Begitu juga dengan di Indonesia, hampir disetiap kota besar selalu ada KFC. Anda tidak akan kesulitan jika ingin makan daging ayam yang bermerk KFC ini.

Saya bukan promosi, saya hanya memaparkan keberhasilan KFC bisa merambah dunia, bisa menghasilkan jutaan dolar pertahun. Jika kita menengok bagaimana perjuangan pendirinya, Kolonel Sanders, seorang pensiunan tanpa modal, tanpa perusahaan, yang dia punya hanyalah resep ayam goreng.

Perjuangan kolonel Sanders tidaklah mudah, dengan bermodalkan sebuah mobil tua, dia berkeliling mencari toko yang mau menggunakan resepnya dengan imbalan sebagian keuntungan. Puluhan rumah makan dia ketuk, maka dia mendapatkan puluhan kata "tidak". Ratusan rumah makan dia kunjungi lagi, namun ratusan jawaban "tidak" kembali terdengar.

Apakah ia berhenti? Saat dia yang berkata tidak. Dia tidak berhenti, dia terus mencari rumah makan yang mau menggunakan resepnya, sampai 1009 rumah makan dia datangi dengan selalu menjawab perkataan "tidak". Berarti dia mendapatkan penolakan sampai 1009 kali. Setelah itulah dia mendapatkan jawaban "ya".

Mari kita renungkan diri kita, sudahkan kita melakukan usaha seperti yang dilakukan kolonel Sanders dalam membangun bisnis kita? Sudahkan kita berusaha menawarkan ide kita kepada puluhan, ratusan, bahkan ribuan orang? Sudahkah kita mencoba dan mencoba lagi ketiga gagal?

Saya sering menemukan orang yang mengatakan bahwa bisnis itu susah, sementara apa yang dilakukan mereka belumlah optimal. Seringkali kita mengurungkan ide kita karena baru mendapatkan kritik dari segelintir orang. Sering kita tidak mau berbisnis hanya karena orang lain sudah melakukannya.

*Rahmat adalah pengusaha, pembicara, trainer, dan pemilik serta penulis utama Buletin Mingguan Motivasi Islami. www.motivasi-islami.com

Lupakan Kekecewaan


Lupakan Kekecewaan

Oleh Rahmat* www.motivasi-islami.com

Dalam waktu satu tahun telah banyak yang kita lakukan, apapun profesi Anda. Dari sekian banyak pekerjaan Anda, mungkin saja ada yang pekerjaan atau hasilnya yang membuat kita kecewa. Kita adalah manusia yang jauh dari kesempurnaan, kekecewaan suatu hal yang biasa kita jumpai.

Kadang, kekecewaan bisa menurunkan semangat. Seperti yang pernah saya pada seorang atlit yang melakukan kesalahan. Dia kecewa sehingga permainannya makin memburuk. Sementara ada atlit lain yang juga melakukan kesalahan, tetapi permainan tetapi bagus tidak terpengaruh oleh kesalahannya tersebut. Atlit seperti inilah yang disebut dengan mental juara.

Anda juga bisa memiliki mental juara jika Anda cukup pandai melupakan kekecewaan Anda. Jangan diingat-ingat lagi bagaimana kecewanya Anda saat itu. Lupakan semuanya, ganti dengan kenangan-kenangan kemenangan dan keberhasilan. Rasakan bagaimana bahagianya, rasakan bagaimana senangnya, dan bersyukurlah.

Kenangan pahit dapat membuat kita turun semangat. Mengingat kekecewaan bisa membuat citra diri kita hancur. Citra diri sangat dipengaruhi oleh kenangan mental. Jika kenangan mental Anda buruk, akan sangat mengganggu citra diri Anda. Oleh karena itu berusahalah untuk tidak mengingat-ngingat kenangan buruk atas kegagalan Anda.

Namun, jangan sampai hikmah yang ada bersama kekecewaan juga ikut terlupakan. Mengingat hikmah adalah sangat bermanfaat. Kita harus pandai memisahkan hikmah dengan peristiwa. Ambillah hikmah, lupakan kekecewaan.

Memang tidak mudah, berikut ada beberapa tip yang bisa kita lakukan:
- Catatlah hikmah-hikmah dari kekecewaan kita tanpa menyebutkan peristiwanya.
- Jika teringat peristiwa tersebut, jangan lupa untuk segera mengingat atau menyebut hikmah dari peristiwa tersebut.
- Bedakan antara fakta dan opini. Fakta memang benar, tetapi opini belum tentu. Sebagai contoh "Anda gagal bisnis", itu adalah fakta. "Anda tidak akan sukses bisnis", ini hanya opini belaka yang bisa saja salah.
- Jika sikap kita benar, pengalaman mengecewakan akan memberikan hikmah yang membuat kita bahagia.

*Rahmat adalah pengusaha, pembicara, trainer, dan pemilik serta penulis utama Buletin Mingguan Motivasi Islami. www.motivasi-islami.com

Lupakan Kekecewaan


Lupakan Kekecewaan

Oleh Rahmat* www.motivasi-islami.com

Dalam waktu satu tahun telah banyak yang kita lakukan, apapun profesi Anda. Dari sekian banyak pekerjaan Anda, mungkin saja ada yang pekerjaan atau hasilnya yang membuat kita kecewa. Kita adalah manusia yang jauh dari kesempurnaan, kekecewaan suatu hal yang biasa kita jumpai.

Kadang, kekecewaan bisa menurunkan semangat. Seperti yang pernah saya pada seorang atlit yang melakukan kesalahan. Dia kecewa sehingga permainannya makin memburuk. Sementara ada atlit lain yang juga melakukan kesalahan, tetapi permainan tetapi bagus tidak terpengaruh oleh kesalahannya tersebut. Atlit seperti inilah yang disebut dengan mental juara.

Anda juga bisa memiliki mental juara jika Anda cukup pandai melupakan kekecewaan Anda. Jangan diingat-ingat lagi bagaimana kecewanya Anda saat itu. Lupakan semuanya, ganti dengan kenangan-kenangan kemenangan dan keberhasilan. Rasakan bagaimana bahagianya, rasakan bagaimana senangnya, dan bersyukurlah.

Kenangan pahit dapat membuat kita turun semangat. Mengingat kekecewaan bisa membuat citra diri kita hancur. Citra diri sangat dipengaruhi oleh kenangan mental. Jika kenangan mental Anda buruk, akan sangat mengganggu citra diri Anda. Oleh karena itu berusahalah untuk tidak mengingat-ngingat kenangan buruk atas kegagalan Anda.

Namun, jangan sampai hikmah yang ada bersama kekecewaan juga ikut terlupakan. Mengingat hikmah adalah sangat bermanfaat. Kita harus pandai memisahkan hikmah dengan peristiwa. Ambillah hikmah, lupakan kekecewaan.

Memang tidak mudah, berikut ada beberapa tip yang bisa kita lakukan:
- Catatlah hikmah-hikmah dari kekecewaan kita tanpa menyebutkan peristiwanya.
- Jika teringat peristiwa tersebut, jangan lupa untuk segera mengingat atau menyebut hikmah dari peristiwa tersebut.
- Bedakan antara fakta dan opini. Fakta memang benar, tetapi opini belum tentu. Sebagai contoh "Anda gagal bisnis", itu adalah fakta. "Anda tidak akan sukses bisnis", ini hanya opini belaka yang bisa saja salah.
- Jika sikap kita benar, pengalaman mengecewakan akan memberikan hikmah yang membuat kita bahagia.

*Rahmat adalah pengusaha, pembicara, trainer, dan pemilik serta penulis utama Buletin Mingguan Motivasi Islami. www.motivasi-islami.com

2007-06-13

Miskin dan Kaya


Miskin dan Kaya

Suatu hari, ayah dari suatu keluarga yang sangat sejahtera membawa anaknya bepergian ke suatu negara yang sebagian besar penduduknya hidup dari hasil pertanian, dengan maksud untuk menunjukkan bagaimana kehidupan orang-orang yang miskin.

Mereka menghabiskan waktu berhari-hari di sebuah tanah pertanian milik keluarga yang terlihat sangat miskin....

Sepulang dari perjalanan tersebut, sang ayah bertanya kepada anaknya, "Bagaimana perjalanan tadi?" "Sungguh luar biasa, Pa." "Kamu lihat kan bagaimana kehidupan mereka yang miskin?" tanya sang ayah. "Iya, Pa," jawabnya. "Jadi, apa yang dapat kamu pelajari dari perjalanan ini?" tanya ayahnya lagi.

Si anak menjawab, "Saya melihat kenyataan bahwa kita mempunyai seekor anjing sedangkan mereka memiliki empat ekor. Kita punya sebuah kolam yang panjangnya hanya sampai ke tengah-tengah taman, sedangkan mereka memiliki sungai kecil yang tak terhingga panjangnya. Kita memasang lampu taman yang dibeli dari luar negeri dan mereka memiliki bintang-bintang di langit untuk menerangi taman mereka.

Beranda rumah kita begitu lebar mencapai halaman depan dan milik mereka seluas horison. Kita tinggal dan hidup di tanah yang sempit sedangkan mereka mempunyai tanah sejauh mata memandang. Kita memiliki pelayan yang melayani setiap kebutuhan kita tetapi mereka melayani diri mereka sendiri. Kita membeli makanan yang akan kita makan, tetapi mereka menanam sendiri. Kita mempunyai dinding indah yang melindungi diri kita dan mereka memiliki teman-teman untuk menjaga kehidupan mereka.

Dengan cerita tersebut, sang ayah tidak dapat berkata apa-apa. Kemudian si anak menambahkan,"Terima kasih, Pa, akhirnya aku tahu betapa miskinnya diri kita."

***

Terlalu sering kita melupakan apa yang kita miliki dan hanya berkonsentrasi terhadap apa yang tidak kita miliki. Kadang kekurangan yang dimiliki seseorang merupakan anugerah bagi orang lain.

Semua berdasar pada perspektif setiap pribadi. Pikirkanlah apa yang akan terjadi jika kita semua bersyukur kepada Allah atas anugerah yang telah disediakan oleh-Nya bagi kita daripada kuatir untuk meminta lebih lagi.

Teka Teki Imam Al-Ghazali


Teka Teki Imam Al-Ghazali

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau bertanya Teka-Teki :
Imam Al-Ghazali : "Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?"
Murid 1 : "Orang tua"
Murid 2 : "Guru"
Murid 3 : "Teman"
Murid 4 : "Kaum Kerabat"
Imam Ghazali : "Semua jawaban itu benar, tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Surah Ali-Imran:185).

Imam Ghazali : "Apa yang paling jauh dengan kita di dunia ini ?"
Murid 1 : "Negeri Cina"
Murid 2 : "Bulan"
Murid 3 : "Matahari"
Murid 4 : "Bintang-bintang"
Imam Ghazali : "Semua jawaban itu benar, tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari2 yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama".

Imam Ghazali : "Apa yang paling besar di dunia ini ?"
Murid 1 : "Gunung"
Murid 2 : "Matahari"
Murid 3 : "Bumi"
Imam Ghazali : "Semua jawaban itu benar, tetapi yang paling besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al-A'raf : 179). Maka kita harus hati2 dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa kita ke neraka. (Na'udzu billaahi min zaalikh).

Imam Ghazali : "Apa yang paling berat di dunia ini ?"
Murid 1 : "Baja"
Murid 2 : "Besi"
Murid 3 : "Gajah"
Imam Ghazali : "Semua jawaban itu benar, tetapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH
(Surah : Al-Ahzab : 72). Tumbuh2an, binatang, gunung dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah Swt meminta mereka menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini, tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah Swt sehingga banyak manusia masuk ke neraka karena gagal memegang amanah".

Imam Ghazali : "Apa yang paling ringan di dunia ini ?"
Murid 1 "Kapas"
Murid 2 "Angin"
Murid 3 "Debu"
Murid 4 "Daun-daun"
Imam Ghazali : "Semua jawaban itu benar, tetapi yang paling ringan sekali di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. Gara2 pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan sholat".

Imam Ghazali : "Apa yang paling tajam sekali di dunia ini ?"
Murid2 dengan serentak menjawab : "Pedang"
Imam Ghazali : "Itu benar, tapi yang paling tajam sekali di dunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri"

Bahaya Kebencian dan Kebahagiaan


Bahaya Kebencian dan Kebahagiaan

Posted by: "resonansi_2002" resonansi_2002 at yahoo.co.uk

"Tujuan tertinggi bukanlah menghindari kebencian dan mencapai kebahagiaan. Tujuan tertinggi adalah mencapai kebebasan. Bebas dari perangkap kebencian dan kebahagiaan."
~Y.M. Sri Pannyavaro

Suatu sore saat saya sedang asyik menikmati musik di dalam mobil, dalam perjalanan pulang dari kantor, tiba-tiba HP saya berdering. Siapa yang menelpon saya? Ternyata seorang bapak, sebut saja Pak Budi, yang ingin membuat janji bertemu untuk saya terapi.

Saat itu saya sedang sibuk sekali menyelesaikan satu proyek besar sehingga untuk sementara waktu saya terpaksa tidak bisa menerima klien. Saya menjelaskan situasi saya kepada Pak Budi dan mohon maaf karena tidak bisa menerimanya.

Namun Pak Budi tidak putus asa dan terus ingin membuat janji bertemu. Beliau berkata bahwa ia telah membaca buku-buku saya, khususnya Manage Your Mind for Success, Hypnosis: The Art of Subconscious Communication, dan Becoming a Money Magnet. Selain itu ia juga telah mengikuti seminar saya beberapa kali. Dan ia yakin saya bisa membantu menyelesaikan masalahnya.

Saya tetap berusaha secara halus untuk mengatakan bahwa saya tidak bisa, sampai akhirnya Pak Budi berkata, "Pak Adi, saya yakin Bapak yang bisa membantu saya. Saya sudah ke terapis lain dan selama dua tahun saya hanya diberi obat penenang. Saat ini saya depresi berat dan ada kecenderungan untuk bunuh diri."

Melihat gentingnya situasi ini saya langsung mengatakan, "Pak Budi, besok kita bertemu di rumah saya jam 16.00 tepat. Saya akan atur ulang jadwal saya besok sehingga saya bisa ada waktu untuk membantu Bapak."

Esoknya, Pak Budi datang tepat pukul 16.00. Saya membutuhkan waktu sekitar 3 jam, mulai interview mendalam hingga aplikasi prosedur terapeutik untuk membantu Pak Budi mengatasi masalahnya.

Pembaca, jangan khawatir. Dalam artikel ini saya tidak akan menjelaskan prosedur terapeutik yang saya gunakan karena akan terlalu teknis. Namun ada hal yang sangat menarik yang bisa kita petik hikmahnya dari apa yang terjadi pada diri Pak Budi.

Pak Budi sebelumnya tinggal di Medan dan bekerja di suatu perusahaan. Hidupnya saat itu sudah mapan. Ia sangat bahagia dan menikmati hidup. Namun satu kejadian mengubah arah hidupnya. Ia dipindah ke kota Surabaya. Selang beberapa saat kemudian ia mengalami PHK.

Saat saya tanyakan mengapa dan bagaimana sampai bisa depresi ia menjawab, "Setelah di-PHK saya merasa bingung. Nggak tahu mau kerja apa. Saya down dan malu. Saya malu dengan diri saya sendiri. Saya malu dengan keluarga saya. Saya malu dengan anak dan istri saya. Saya lalu mencoba berwirawasta. Hasilnya malah tambah terpuruk. Sudah dua tahun ini toko saya sepi. Saya susah tidur karena pikiran saya selalu memikirkan hal-hal negatif."

Pembaca, apa yang terjadi pada diri Pak Budi sebenarnya sederhana. Pak Budi tidak bisa menerima (baca: membenci) keadaannya saat ini. Yang ia inginkan adalah masa-masa bahagia seperti waktu ia masih bekerja di Medan.

Saat membantu Pak Budi mengatasi masalahnya saya langsung teringat ucapan bijak yang dikatakan oleh Y.M. Pannyavaro di atas: "Tujuan tertinggi bukanlah menghindari kebencian dan mencapai kebahagiaan. Tujuan tertinggi adalah mencapai kebebasan. Bebas dari perangkap kebencian dan kebahagiaan. "

"Pak, tahukah Bapak kalau kemarahan dan kebencian itu sangat berbahaya?" tanya saya.

"Oh, sudah tentu Pak," jawab Pak Budi mantap.

"Nah, tahukah Bapak bahwa kebahagiaan juga berbahaya bagi diri kita?" kejar saya lagi.

"Maksud Pak Adi? Bukankah yang dicari semua orang adalah kebahagian? Saya tidak mengerti bagaimana kebahagiaan bisa berbahaya bagi hidup kita?" jawab Pak Budi bingung.

"Apa yang Bapak rasakan sekarang, depresi, adalah akibat dari kebahagiaan yang Bapak inginkan. Pikiran Bapak tidak bisa menerima saat kebahagiaan itu tidak lagi Bapak alami saat ini. Pikiran Bapak menolak menerima kenyataan bahwa kebahagiaan itu telah berlalu. Padahal ini hanya bersifat sementara," jawab saya.

Saat kita bertemu dengan sesuatu yang tidak sejalan dengan yang kita inginkan maka kita biasanya akan merasa tidak senang. Perasan tidak senang selanjutnya berkembang menjadi jengkel. Jengkel lalu berkembang menjadi marah dan akhirnya mengkristal menjadi kebencian. Saat pikiran dipenuhi dengan kebencian maka pikiran akan sangat "kreatif" untuk mengarahkan persepsi, ucapan, dan perbuatan atau tindakan untuk bisa memuaskan kebencian. Hasilnya? Sungguh sangat destruktif.

Hal yang sama juga berlaku saat kita bertemu dengan hal yang kita inginkan. Saat itu kita merasa senang atau bahagia. Kalau bisa perasaan senang atau bahagia ini jangan sampai berlalu. Kalau bisa kita senang atau bahagia terus. Jika kesenangan atau kebahagiaan itu sampai lepas atau hilang atau tidak lagi kita rasakan maka muncul perasaan tidak senang. Perasan tidak senang selanjutnya akan berubah menjadi jengkel, marah, dan akhirnya menjadi kebencian.

Bila ditelaah secara lebih mendalam maka sumber depresi Pak Budi adalah keinginan untuk bisa terus bahagia. Pak Budi tidak bisa menerima kalau ia di-PHK dan akhirnya harus menjalani hidup yang berbeda dengan yang ia jalani sebelumnya.

Lalu apa solusinya? Di luar prosedur terapeutik yang saya lakukan saya berusaha membantu Pak Budi untuk bisa melihat proses perjalanan hidupnya dengan perspektif yang berbeda.

Segala sesuatu di dunia ini tidak abadi. Yang abadi hanya satu yaitu ketidakabadian itu sendiri. Ini adalah hukum alam yang tidak bisa ditolak atau dilawan dengan kekuatan apa pun. Pemahaman ini sangat penting agar kita dapat melihat dan menjalani hidup dengan benar dan tidak melekat baik pada kebencian maupun kebahagiaan.

Saya lalu menjelaskan pada Pak Budi prinsip kerja pikiran, "Pikiran hanya bisa memikirkan satu hal dalam suatu saat. Jika Bapak sedih atau depresi maka yang terjadi adalah layar mental Anda memutar film sedih. Anda tidak memberi kesempatan pada diri Anda sendiri untuk bisa merasa bahagia."

"Lha, bagaimana mau senang Pak. Kondisi saya saat ini begini parah. Dalam waktu beberapa bulan lagi saya harus pindah kontrakan. Istri saya akan melahirkan anak kedua. Saya benar-benar stress," keluh Pak Budi.

"Ya itu tadi Pak. Bapak tidak mengizinkan pikiran Bapak untuk memainkan film yang bisa membuat Bapak senang dan bahagia," jawab saya.

Saya lalu mengajarkan teknik pemusatan perhatian dan visualisasi untuk bisa membantu Pak Budi mengarahkan pikirannya.

Hal lain yang saya sarankan untuk Pak Budi lakukan adalah agar ia menyadari dan menghitung berkah dalam hidupnya saat ini. Saya ingin Pak Budi mensyukuri apa yang ia miliki saat ini. Tujuannya adalah untuk bisa menyibukkan pikirannya dengan hal-hal positif. Selain itu untuk bisa membuatnya "feel good".

Saat diminta untuk menghitung berkah dalam hidupnya saya melihat perubahan yang cukup signifikan pada raut wajah dan postur tubuh Pak Budi. Saya kemudian meminta ia mengutarakan hal-hal yang patut ia syukuri dalam hidupnya, "Saya bersyukur punya istri yang baik, yang selalu mendukung saya dalam kondisi apa pun. Istri saya tidak pernah mengeluh mengenai keadaan saya. Istri saya menerima saya apa adanya. Demikian juga dengan anak saya. Anak saya begitu mencintai saya. Saya punya keluarga yang sangat mencintai saya."

"Bapak tadi datang naik apa?" tanya saya

"Naik mobil, Pak," jawab Pak Budi.

"Bukan naik angkutan umum atau sepeda motor?" kejar saya.

"Bukan, Pak. Saya naik mobil," jawab Pak Budi.

"Pak, Anda sungguh beruntung lho. Ada sangat banyak orang yang tidak mampu beli mobil. Ada banyak orang yang kena PHK kemudian keluarganya berantakan. Ada banyak orang yang tidak punya rumah tinggal. Ada banyak orang yang satu hari belum tentu bisa makan tiga kali. Bapak sungguh beruntung dengan kondisi Bapak saat ini," jelas saya.

"Ya Pak. Saya mengerti apa yang Pak Adi katakan. Yang sulit adalah mengendalikan pikiran saya Pak. Sulit untuk bisa positif. Saya selalu berpikir negatif," keluh Pak Budi lagi.

"Oh, untuk itu gampang. Nanti saya ajarkan satu teknik terapi yang Bapak bisa lakukan sendiri di rumah. Bapak sulit berpikir positif karena selama dua tahun telah terbiasa melatih pikiran, lebih tepatnya membiarkan pikiran menjadi terbiasa, memikirkan hanya hal-hal yang negatif. Pikiran Bapak sudah punya habit memikirkan yang negatif. Nanti kita latih ulang agar habitnya memikirkan yang positif," kata saya membesarkan hati Pak Budi.

Seringkali kita benci atau bahagia dengan menggunakan tolok ukur yang kurang tepat. Kita benci dengan keadaan kita karena kita membandingkan diri kita dengan orang di atas kita. Kita ingin bisa seperti orang lain yang hidupnya lebih baik dari kita. Seringkali kita lupa untuk membandingkan diri kita dengan orang lain yang kondisinya di bawah kita.

Dua minggu setelah pertemuan dengan Pak Budi saya mendapat telpon. Pak Budi melaporkan bahwa sekarang ia sudah jauh lebih baik kondisinya. Sudah lebih tenang dan sudah bisa tidur. Pikirannya sudah sangat positif. Pak Budi berkata, "Terima kasih Pak Adi atas waktu dan bantuan yang telah diberikan kepada saya."

"Pak, bukan saya yang membantu atau menyembuhkan Bapak. Saya hanya bertindak sebagai penunjuk jalan. Bapak yang menyembuhkan diri Bapak sendiri. Bapak tidak sakit kok. Bapak hanya salah belajar. Pikiran Bapak kurang tepat dalam memaknai kejadian atau pengalaman hidup. Terima kasih juga karena Bapak telah memberikan saya kesempatan berharga untuk belajar," jawab saya mengakhiri pembicaraan.

Pembaca, sebagai penutup, saya ingin menjelaskan satu hal lagi. Pikiran mempunyai energi. Saat kita memikirkan sesuatu maka kita memberikan energi pada "buah pikir" itu. Saat Pak Budi saya minta untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda, saat saya meminta ia mengamati mengapa ia sedih atau depresi maka saat itu "buah pikir sedih/depresi" mulai kehilangan kekuatan. Energi yang tadinya digunakan untuk menghasilkan kesedihan kini dialihkan pada kegiatan mengamati, mengetahui, dan mengerti mengenai kesedihan. Dengan demikian cengkeraman kesedihan menjadi longgar dan Pak Budi bisa mengambil napas untuk melakukan hal lain yang lebih konstruktif. [awg]

Sumber: Bahaya Kebencian dan Kebahagiaan oleh Adi W. Gunawan, lebih dikenal sebagai Re-Educator and Mind Navigator, adalah pembicara publik dan trainer yang telah berbicara di berbagai kota besar di dalam dan luar negeri.

http://psikoclub.bizz.cc

Tidak Ada Orang yang Tak Berbakat


Tidak Ada Orang yang Tak Berbakat

Posted by: resonansi_2002@yahoo.co.uk

Paradigma tentang bakat sudah saatnya dirombak. Menyedihkan, tatkala seseorang terdiskreditkan karena alasan tidak berbakat. Kesempatan untuk mencoba pun lenyap, yang tertinggal hanya pemahfuman terpaksa dan menyerah pada nasib.

Bisa berkembang, syukur, tidak pun tak apa, toh memang tidak berbakat. Aduh, kasihan betul. Dalam hal ini bakat dibedakan dari spesialisasi, termasuk yang berkaitan dengan pemosisian yang berlaku dalam dunia kerja pada umumnya.

Di kalangan orangtua, misalnya, tanpa sadar sering kali begitu cepat memberi label anak A berbakat seni, anak B tidak, dan seterusnya. Hal itu mengakibatkan perlakuan pada anak pun selektif. Ada anak yang mendapat lebih banyak kesempatan mengembangkan bakat tertentu, sementara anak lain kurang.

Contoh konkret tersebut tak terkecuali juga melanda dunia pendidikan. Berapa persen siswa suatu sekolah punya kesempatan mengeksplorasi bakat-bakatnya? Paling-paling tak lebih dari 10 hingga 25 persen, selebihnya dipendam atau mengembangkan dengan cara sendiri yang belum tentu terarah dengan baik, hingga manfaatnya juga tidak terasa.

Bakat

Definisi bakat yang ditegakkan dalam koridor gugus utama umumnya mengacu pada dua pemahaman. Bakat adalah bawaan, given from God, dan bakat adalah sesuatu yang dilatih. Sebelum memahami beberapa definisi dan pendekatan bakat yang juga diungkapkan beberapa ahli, ada baiknya kita yakini satu hal: yakin dan percayalah bahwa setiap insan di muka bumi ini telah memiliki bakat berupa anugerah cuma-cuma dari Sang Maha Kuasa.

Kita mengenal "Empat Karunia Ilahi" (4 Human Endowment), atau bakat alami, yakni kesadaran diri (self awareness), imajinasi (creative imagination) , hati nurani (conscience) , dan kehendak bebas (independent will). Tanggung jawab utama manusia sebagai penerima mandat itu adalah memberdayakan keempat bakat alami atau talenta atau karunia tersebut secara maksimal dan optimal.

Beberapa istilah kerap dipakai ketika berbicara bakat secara spesifik, antara lain aptitude, talent/talenta, intelligence/ inteligensi/ kecerdasan, gifted/giftedness, dan sebagainya.

Pada dasarnya istilah-istilah tersebut membawa makna bakat yang berkembang sesuai kebutuhan dan kepentingan. Namun sama-sama mengandung unsur bakat bawaan dan latihan. Misalnya yang dikemukakan Renzulli (1981), bakat merupakan gabungan dari tiga unsur esensial yang sama pentingnya dalam menentukan keberbakatan seseorang, yakni kecerdasan, kreativitas, dan tanggung jawab.

Kecerdasan, beserta aspek-aspeknya dapat diukur dengan peranti atau tes psikologi, termasuk kemampuan intelektual umum dan taraf inteligensi. Aspek-aspek kemampuan intelektual, antara lain mencakup logika abstrak, kemampuan verbal, pengertian sosial, kemampuan numerik, kemampuan dasar teknik dan daya ingat/ memori.

Kreativitas, menurut Guilford (1956), dapat dinilai dari ciri-ciri aptitude seperti kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas, maupun ciri-ciri non-aptitude, antara lain temperamen, motivasi, serta komitmen menyelesaikan tugas.

Tanggung jawab, merupakan pembuktian atau tindakan nyata dari kecerdasan dan kreativitas seseorang terkait dengan pemberdayaan dirinya serta kontribusi bagi kehidupan sosial dan kemanusiaan.

Pendekatan lain mengatakan bakat adalah kondisi seseorang yang dengan suatu pendidikan dan latihan memungkinkannya mencapai kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus.

Dalam hal ini bakat merupakan interseksi dari faktor bawaan dan pengaruh lingkungan. Jadi apabila seseorang terlahir dengan suatu bakat khusus, jika dididik dan dilatih, bakat tersebut dapat berkembang dan dimanfaatkan secara optimal. Sebaliknya jika dibiarkan saja tanpa pengarahan dan penguatan, bakat itu akan mati dan tak berguna.

Bakat adalah tingkat kemampuan yang tinggi yang berhasil dicapai seseorang dalam keterampilan tertentu, demikian menurut Tedjasaputra, MS (2003). Menampilkan bakat dibutuhkan motivasi kuat yang disebut minat, yakni kebebasan seseorang memilih segala sesuatu yang disukai, disenangi dan ingin dilakukan. Gardner (1993) mengganti istilah bakat dengan "kecerdasan" saat mengusung teori kecerdasan jamak atau multiple intelligence yang cukup banyak dipakai.

Sedikitnya ada sembilan kecerdasan atau bakat yang mungkin dimiliki seseorang, yakni logical mathematical, linguistic/verbal, visual spatial, musical, bodily-kinesthetic, interpersonal, intrapersonal, natural, dan moral/ spiritual. Teori Gardner ini menjadi pegangan bahwa setiap orang memiliki bakat unik dan berbeda. Orang tidak dapat dipaksa berprestasi di luar bakat khusus yang paling menonjol pada dirinya.

Bakat dan Otak Manusia

Beberapa pendekatan sebelumnya merupakan pemahaman lama yang masih tetap dapat dianut karena belum usang. Khususnya dalam hal penelusuran minat-bakat dan pengembangan alat tes bakat.

Sejak Prof Roger Sperry, penerima Nobel tahun 1981 melalui penelitian panjangnya bertahun-tahun, mengungkapkan hasil temuannya tentang gelombang otak, maka paradigma baru muncul dan berkembang.

Hipotesisnya telah dibuktikannya sendiri bahwa setiap aktivitas yang berbeda memunculkan gelombang otak yang berbeda pula. Temuan ini sungguh-sungguh mengubah cara pandang tentang potensi dan kreativitas otak manusia.

Hal yang mengejutkan, rata-rata otak membagi kegiatannya secara jelas ke dalam kegiatan "otak belahan kiri" (korteks kiri) dan kegiatan "otak belahan kanan" (korteks kanan).

Saat korteks kanan sedang aktif, korteks kiri cenderung tenang atau istirahat, demikian sebaliknya.

Kegiatan yang paling mudah diamati tentang pergantian aktivitas otak adalah saat kita berjalan. Kaki kanan digerakkan oleh aktivitas otak belahan kiri, saat kaki kiri bergerak otak belahan kanan mengambil alih. Setiap otak memiliki keterampilan yang khas dalam urutan kerja yang sangat rapi.

Kondisi penuh harapan dari olahan dan kembangan penemuan ini adalah setiap orang memiliki banyak sekali keterampilan intelektual, berpikir, dan kreativitas, yang belum digunakan sepenuhnya. Mengacu pada beberapa definisi bakat terdahulu, jelas bahwa bakat-bakat yang dipenuhi oleh potensi intelektual, keterampilan dan kreativitas masih dapat terus digali dari diri kita.

Hal ini memberikan harapan besar dan makna sangat dalam, yakni kita tidak pernah menduga bahwa ternyata kita bukannya tidak berbakat menggambar atau tidak berbakat matematika. Yang terjadi adalah kita tidak memberi kesempatan pada kedua belahan otak untuk menggali diri dan unjuk maksimal.

Orang cenderung bukannya menggali dan memaksimalkan fungsi perbedaan kegiatan otak belahan kanan dan kiri, namun justru membatasi. Diketahui bahwa otak belahan kiri melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan logika, analisis, kuantitatif, fakta, rencana, organisasi, detail/perinci, sekuensial.

Tugas otak belahan kanan berhubungan dengan sifat keseluruhan, intuitif, sintesis, integrasi, emosi, interpersonal, perasaan, kinestetik.

Pembagian aktivitas ini melahirkan label bahwa seniman berotak kanan sedangkan ilmuwan adalah orang-orang otak kiri. Maka manusia pun seolah terbagi dikotomis, orang otak kiri dan orang otak kanan. Betulkah?

Jangan pernah menggolongkan Albert Einstein sebagai orang berotak kiri. Ia adalah manusia jenius yang berhasil menggali dan memaksimalkan fungsi kedua belahan otaknya, sehingga melahirkan teori relativitas yang luar biasa itu.

Awalnya Einstein membiarkan otak belahan kanan melakukan aktivitas imajinasi tentang sebuah perjalanan di permukaan matahari.

Singkat cerita, perpaduan daya imajinasi dan hal lain yang dilakukan belahan kanan, serta kemampuan matematika, berpikir sistematis dan hal lain yang dilaksanakan belahan kiri, membawa dirinya pada sebuah temuan spektakuler yang maha dahsyat.

Bakat, tidak semata-mata hasil ciptaan yang mencuat secara seragam pada kesempatan berbeda, tidak pula yang hanya digambarkan oleh atribut profesi dan pekerjaan.

Bakat adalah penggalian terus- menerus dan pemanfaatan seluruh kapasitas otak secara bertanggung jawab untuk mewujudnyatakan berbagai hal yang tidak itu-itu saja, atau sesuatu yang sudah telanjur dicap sebagai bakat yang terbatas.

Artinya, tidak ada orang yang tidak berbakat untuk hal tertentu, karena kita semua memiliki otak belahan kiri dan kanan. Coba saja mulai latihan menulis dengan salah satu tangan yang tidak biasa digunakan secara dominan sehari-hari. Latihlah selama satu atau dua bulan terus-menerus.

Apa yang terjadi? Ternyata tangan kita yang satu itu berbakat menulis juga. Hanya saja tangan yang satu lagi sudah telanjur dominan dalam latihan bertahun-tahun sejak kita belajar menulis. Betul?

sumber: Tidak Ada Orang yang Tak Berbakat oleh Rinny Soegiyoharto, psikolog di BPK Penabur

 

Ebook "Koleksi Artikel-Artikel Motivasi & Inspirasi Hidup"

2007-06-08

SUKSES DIMULAI DARI PIKIRAN


SUKSES DIMULAI DARI PIKIRAN

Oleh Rahmat*

Muhammad Ali mengatakan bahwa sang juara dihasilkan dari keinginan,impian, dan visi. Sementara, Dennis Waitley, mengatakan bahwa pemenang selalu mengatakan 'saya akan' dan 'saya bisa'. Ini adalah pekerjaan pikiran. Memang tidak nyata tetapi akan memabwa dampak yang luar biasa bagi kehidupan Anda jika pikiran Anda sudah tekondisikan seperti yang dijelaskan di atas.

Keinginan datang dari pikiran. Sementara semua orang memiliki pikiran, jadi semua orang bisa memiliki keinginan. Bahkan, memang semua orang punya keinginan, siapa yang tidak? Lalu mengapa tidak semua orang menjadi orang sukses. Tentu saja keinginan yang membawa kepada kesuksesan berbeda dengan keinginan biasa. Keinginan yang membawa kepada sukses adalah keingianan yang sangat jelasa dan keinginan yang memberikan dorongan yang besar untuk mencapainya. Bukan sekedar keinginan yang bila tercapai tidak membawa dampak, begitu juga jika tidak. Bukan juga keinginan yang samar, seperti saya ingin bahagia dan saya ingin kaya.

Apa bedanya keinginan dan impian? Impian adalah bagian dari keinginan. Impian memiliki makna lebih khusus, impian digunakan untuk keinginan yang besar, keinginan yang menurut kebanyak orang sulit atau tidak mungkin dicapai. Sudahkah Anda punya impian? Sementara visi adalah gambaran dari impian tersebut dimana impian tersebut seakan-akan sudah Anda capai. Visi adalah gambaran Anda masa depan, saat semua keinginan Anda tercapai.

Al Quran, dengan indah membangun visi manusia. Visi saat berada di surga. Gambaran indah surga seakan-akan sudah terjadi pada diri kita. Gambar surga yang indah begitu sering diulang-ulang dalam Al Quran dan juga kita dianjurkan untuk membaca Al Quran sesering mungkin. Hikmah yang bisa kita ambil adalah agar visi kita diakhirat tersebut melekat dalam kepala kita sehingga memiliki dorongan kuat untuk mencapainya.

Berikut adalah salah satu contoh bagaimana gambaran surga diberitahukan kepada manusia.

Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. (QS Al Baqarah[2]:25)

Masih banyak lagi gambaran indah tentang surga baik dalam ayat Al Quran maupun hadits.

Pikiran positif, yang salah satunya memiliki visi hidup yang jelas baik dunia maupun akhirat insya Allah akan membawa kita kepada keberhasilan. Pikiran positif lainnya ialah selalu berkata 'saya bisa' dan 'saya akan'. Meskipun secara islami akan lebih baik jika di tambah dengan kata insya Allah. Kata-kata 'saya akan' dan 'saya bisa' adalah refleksi dari pikiran positif yang tidak menyerah pada keadaan, apapun keadaan yang dilaluinya.

*Rahmat adalah pengusaha, pembicara, trainer, dan pemilik serta penulis utama Buletin Mingguan Motivasi Islami. ( www.motivasi-islami.com )

Orang Brengsek Guru Sejati


Orang Brengsek Guru Sejati

oleh: Gede Prama

Entah apa dan di mana menariknya, Bank Indonesia amat senang mengundang saya untuk menyampaikan presentasi dengan judul Dealing With Difficult People. Yang jelas, ada ratusan staf bank sentral ini yang demikian tertarik dan tekunnya mendengar ocehan saya. Motifnya, apa lagi kalau bukan dengan niat untuk sesegera mungkin jauh dan bebas dari manusia-manusia sulit seperti keras kepala, suka menghina, menang sendiri, tidak mau kerja sama dll.

Di awal presentasi, hampir semua orang bernafsu sekali untuk membuat manusia sulit jadi baik. Dalam satu hal jelas, mereka yang datang menemui saya menganggap dirinya bukan manusia sulit, dan orang lain di luar sana sebagian adalah manusia sulit.

Namun, begitu mereka saya minta berdiskusi di antara mereka sendiri untuk memecahkan persoalan kontroversial, tidak sedikit yang memamerkan perilaku-perilaku manusia sulit. Bila saya tunjukkan perilaku mereka; seperti keras kepala, menang sendiri, dll dan kemudian saya tanya apakah itu termasuk perilaku manusia sulit, sebagian dari mereka hanya tersenyum kecut.

Bertolak dari sinilah, maka sering saya menganjurkan untuk membersihkan kaca mata terlebih dahulu, sebelum melihat orang lain. Dalam banyak kasus, karena kita tidak sadar dengan kotornya kaca mata maka orangpun kelihatan kotor. Dengan kata lain, sebelum menyebut orang lain sulit, yakinlah kalau bukan Anda sendiri yang sulit. Karena Anda amat keras kepala, maka orang berbeda pendapat sedikitpun jadi sulit. Karena Anda amat mudah tersinggung, maka orang yang tersenyum sedikit saja sudah membuat Anda jadi kesal.

Nah, pembicaraan mengenai manusia sulit hanya boleh dibicarakan dalam keadaan kaca mata bersih dan bening. Setelah itu, saya ingin mengajak Anda masuk ke dalam sebuah pemahaman tentang manusia sulit. Dengan meyakini bahwa setiap orang yang kita temui dalam hidup adalah guru kehidupan, maka guru terbaik kita sebenarnya adalah manusia-manusia super sulit. Terutama karena beberapa alasan.

Pertama, manusia super sulit sedang mengajari kita dengan menunjukkan betapa menjengkelkannya mereka.

Bayangkan, ketika orang-orang ramai menyatukan pendapat, ia mau menang sendiri. Tatkala orang belajar melihat dari segi positif, ia malah mencaci dan menghina orang lain. Semakin sering kita bertemu orang-orang seperti ini, sebenarnya kita sedang semakin diingatkan untuk tidak berperilaku sejelek dan sebrengsek itu. Saya berterimakasih sekali ke puteri Ibu kost saya yang amat kasar dan suka menghina dulu. Sebab, dari sana saya pernah berjanji untuk tidak mengizinkan putera-puteri saya sekasar dia kelak. Sekarang, bayangan tentang anak kecil yang kasar dan suka menghina, menjadi inspirasi yang amat membantu pendidikan anak-anak di rumah. Sebab, saya pernah merasakan sendiri betapa sakit hati dan tidak enaknya dihina anak kecil.

Kedua, manusia super sulit adalah sparring partner dalam membuat kita jadi orang sabar.

Sebagaimana sering saya ceritakan, badan dan jiwa ini seperti karet. Pertama ditarik melawan, namun begitu sering ditarik maka ia akan longgar juga. Dengan demikian, semakin sering kita dibuat panas kepala, mengurut-urut dada, atau menarik nafas panjang oleh manusia super sulit, itu berarti kita sedang menarik karet ini (baca : tubuh dan jiwa ini menjadi lebih longgar (sabar). Saya pernah mengajar sekumpul anak-anak muda yang tidak saja amat pintar, namun juga amat rajin mengkritik. Setiap di depan kelas saya diuji, dimaki bahkan kadang dihujat. Awalnya memang membuat tubuh ini susah tidur. Tetapi lama kelamaan, tubuh ini jadi kebal. Seorang anggota keluarga yang mengenal latar belakang masa kecil saya, pernah heran dengan cara saya menangani hujatan-hujatan orang lain. Dan gurunya ya itu tadi, manusia-manusia pintar tukang hujat di atas.

Ketiga, manusia super sulit sering mendidik kita jadi pemimpin jempolan.

Semakin sering dan semakin banyak kita memimpin dan dipimpin manusia sulit, ia akan menjadi Universitas Kesulitan yang mengagumkan daya kontribusinya. Saya tidak mengecilkan peran sekolah bisnis, tetapi pengalaman memimpin dan dipimpin oleh manusia sulit, sudah terbukti membuat banyak sekali orang menjadi pemimpin jempolan. Rekan saya menjadi jauh lebih asertif setelah dipimpin lama oleh purnawirawan jendral yang amat keras dan diktator.

Keempat, disadari maupun tidak manusia sulit sedang memproduksi kita menjadi orang dewasa. Lihat saja, berhadapan dengan tukang hina tentu saja kita memaksa diri untuk tidak menghina balik. Bertemu dengan orang yang berhobi menjelekkan orang lain tentu membuat kita berefleksi, betapa tidak enaknya dihina orang lain.

Kelima, dengan sedikit rasa dendam yang positif manusia super sulit sebenarnya sedang membuat kita jadi hebat.

Di masa kecil, saya termasuk orang yang dibesarkan oleh penghina-penghina saya. Sebab, hinaan mereka membuat saya lari kencang dalam belajar dan berusaha. Dan kemudian, kalau ada kesempatan saya bantu orang-orang yang menghina tadi. Dan betapa besar dan hebatnya diri ini rasanya, kalau berhasil membantu orang yang tadinya menghina kita.

Terakhir dan yang paling penting, manusia super sulit sebenarnya menunjukkan jalan ke surga, serta mendoakan kita masuk surga.

Pasalnya, kalau kita berhasil membalas hinaan dengan senyuman, batu dengan bunga, bau busuk dengan bau harum, bukankah kemungkinan masuk surga menjadi lebih tinggi ?

From: asih
To: pengembangan_kepribadian-indonesia@yahoogroups.com

^_^

2007-06-06

Berpelukan Kurangi Stres


Berpelukan Kurangi Stres

Anda stres? Cobalah berpelukan. Berbagai riset menyebutkan berpelukan bisa menyembuhkan masalah fisik dan emosional, bahkan bisa mengatasi stres dan depresi. Seperti sebuah riset yang digagas Dr. Harold Voth, psikiater senior dari Kansas, Amerika Serikat. Ia menyatakan bahwa berpelukan mampu mengusir depresi, men-tune up sistem kekebalan tubuh, tidur lebih nyenyak, dan awet muda.

Bagaimana berpelukan bisa memberikan efek yang demikian hebat? Ketika berpelukan, tubuh melepaskan oxytocin, hormon yang berhubungan dengan perasaan cinta dan kedamaian yang bekerja menekan hormon penyebab timbulnya stres (hormon cortisol dan neropinephrine). Efeknya, tentu saja bisa memberikan kontribusi untuk kesehatan jantung dan pikiran.

:: Dikutip dari Pikiran Rakyat Kamis 30 November 2006.

Bangkit Dari Keterpurukan


Bangkit Dari Keterpurukan

From:resonansi@yahoogroups.com

"Jika Anda mau menerima kegagalan dan belajar darinya, jika Anda mau menganggap kegagalan merupakan sebuah karunia yg tersembunyi dan bangkit kembali, maka Anda memiliki potensi menggunakan salah satu sumber kekuatan paling hebat untuk meraih kesuksesan."
~ Joseph Sugarman

Kehidupan kita tak akan pernah berjalan semulus yang kita pikirkan. Berbagai macam tantangan, misalnya kehilangan pekerjaan atau orang- orang yang dicintai, disabotase, bangkrut dan lain sebagainya, bisa saja menyeret kita dalam keterpurukan. Bila kita melihat ke sekeliling, begitu banyak orang-orang yang tenggelam dalam keterpurukan dan terjerat cukup lama dalam kegelapan, misalnya menjadi pecandu narkoba, budak hutang dan kemiskinan, korupsi atau melakukan tindak kejahatan lainnya lalu dipenjarakan, dan bentuk kemalangan lainnya.

Bila kita cukup cerdas dalam menghadapi tantangan kehidupan, bermacam bentuk benturan keras seperti itu seharusnya tidak membuat kita semakin terpuruk. Tantangan kehidupan adalah kesempatan untuk introspeksi diri. Benturan keras dalam kehidupan akan menjadikan kita lebih mulia, jika kita segera sadar atas kekeliruan yang telah dilakukan, kelemahan yang harus diperbaiki, kembali menyusun dan melaksanakan rencana dengan lebih baik.

"Remember the two benefits of failure. First, if you do fail, you learn what doesn't work; and second, the failure gives you the opportunity to try new approach. Ingatlah 2 keuntungan yang kita peroleh dari kegagalan. Yang pertama adalah mempelajari apa yang tidak berjalan dengan baik; dan kedua adalah menjadi kesempatan bagi kita untuk mencoba pendekatan baru," kata Roger Van Oech.

Menurut Roger, tantangan kehidupan adalah bagian dari perjalanan hidup supaya kita menjadi lebih cerdas menghadapi tantangan kehidupan. Tokoh-tokoh terkenal dan sukses, misalnya Walt Disney, Soichiro Honda, Thomas Edison, Wright Bros, Fred Smith, Mohamad Ali, Henry Ford, Bill Gates, Steve Jobs, Oprah Winfrey, Christoper Columbus, Anthony Robins, dan lain sebagainya, sudah pernah mengalami keras dan sakitnya kehidupan. Tetapi semua pengalaman pahit tersebut justru membimbing mereka ke gerbang kesuksesan.

Kesuksesan mereka bukan semata-mata dipengaruhi oleh faktor pendidikan ataupun modal, apalagi faktor kebetulan. Mereka berhasil lantaran kekuatan dan kecerdasan mereka menghadapi tantangan kehidupan. Menurut Paul G. Stoltz, Phd, dalam bukunya berjudul Adversity Quotient (AQ), ada tiga tipe manusia dalam analogi mendaki gunung:

1. Quitters orang-orang yang mudah menyerah, sehingga kehidupan mereka semakin terpuruk dalam kemalangan.
2. Campers– orang-orang yang mudah puas dengan apa yang sudah dicapai, sehingga kehidupan mereka biasa-biasa saja.
3. Climbers orang-orang yang selalu optimis, berpikir positif dan terus bersemangat kerja sampai benar-benar mendapatkan yang mereka inginkan.

Contoh dari tipe orang ke tiga adalah orang-orang yang sukses di dunia ini. Selalu memanfaatkan kesempatan untuk maju dan pulih dari keterpurukan adalah ciri khas mereka yang utama. Tak mengherankan jika mereka melalui setiap rintangan dengan tabah, berjuang keras, dan mental yang kuat.

Tantangan kehidupan memang tidak pernah ada habisnya. Tetapi selama kita terus berusaha memperbaiki diri dan strategi ditambah dengan kesadaran spiritual yang lebih dalam, maka kita akan dapat mencapai tujuan tertinggi. "Our greatest glory is not in never falling, but in rising everytime we fail. –Kejayaan tertinggi bukan karena kita tidak pernah jatuh, melainkan karena kita selalu bangkit lagi ketika gagal," cetus Confucius.

Oleh sebab itu, perbaiki diri terus-menerus, jangan menunggu sampai kemalangan itu benar-benar datang. Mantapkan keyakinan ketika membuat perencanaan dan menetapkan target yang memungkinkan tercapai. Kemudian langsung melakukan langkah-langkah untuk memastikan hasil maksimal, dengan penuh komitmen dan kerja keras, kecintaan dan semangat. Dengan demikian kita akan memiliki kepekaan sekaligus keseimbangan disaat harus menghadapi tantangan kehidupan yang cukup keras.

Mulai detik ini tanyakanlah pada diri sendiri seberapa besar pengaruh positif yang telah Anda dapatkan atas berbagai situasi yang Anda alami? Pastikan tantangan hidup selama ini membawa Anda pada kedewasaan, kebijaksanaan dan kualitas spiritual yang lebih baik. Dengan demikian Anda akan dapat menilai apakah Anda sudah mampu bangkit dan menjadi manusia yang lebih mulia atau belum.[aho]

Sumber: Bangkit Dari Keterpurukan oleh Andrew Ho, motivator, pengusaha, dan penulis buku-buku bestseller.

2007-06-03

Kisah seorang gadis kecil


Aku Pernah Datang & Aku Sangat Patuh

Posted by: "E-ll-Y" ellwhy at yahoo.com

Kisah tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kata terakhir yang ia tinggalkan adalah ‘saya pernah datang dan saya sangat penurut’.

Anak ini rela melepasakan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang Chinese seluruh dunia. Dia membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian, yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian, dan dia rela melepaskan pengobatannya.

Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya. Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahun yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan pasangan hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya. Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat dimana papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis, 20 November jam 12.

Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah, papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, "saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan". Kemudian papanya memberikan dia nama Yu Yan.

Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada ASI dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Maka dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai Yu Yuan. Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa.

Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa. Mulai dari umur lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah, mencuci baju, memasak nasi, dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah.

Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya. Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya diceritakan kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk menguji papanya.

Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia. Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia.

Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut sehingga papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengerluarkan darah dan tidak mau berhenti. Dipahanya mulai bermunculan bintik-bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa. Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri dikursi yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.

Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar 300.000 $. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang kesanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit. Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli.

Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus, dalam hati Yu Yuan merasa sedih. Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir dikala kata-kata belum sempat terlontar. "Papa saya ingin mati". Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, "Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau mati". "Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah sakit ini."

Pada tanggal 18 juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang kerumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya: "Setelah saya tidak ada, kalau papa merindukan saya lihatlah foto ini". Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu mencoba dia tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah studio foto. Yu Yuan kemudian memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar. Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin.

Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail. Cerita tentang anak yg berumur 8 tahun mengatur pemakamakannya sendiri dan akhirnya menyebar keseluruh kota Rong Cheng. Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu Negara bahkan sampai keseluruh dunia. Mereka mengirim email ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini. Dunia yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang.

Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese didunia saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi. Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang.

Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan tetapi dana terus mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah ada untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan. Ada seorang teman di-email bahkan menulis: "Yu Yuan anakku yang tercinta saya mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta."

Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan menunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota . Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita didalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus. Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya. Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat. Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Yu yuan dari lahir sampai maut menjemput tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perermpuannya, air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung.

Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian dengan tersenyum dan menjawab, "Anak yang baik". Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email. Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang menerobos sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan dipencernaan dan selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan sudah bisa terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari kesembuhan Yu Yuan.

Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain fisik Yu Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah.

Pada tanggal 20 agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan: "Tante kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya?” Tanya Yu Yuan kepada wartawan tersebut. Wartawan tersebut menjawab, “karena mereka semua adalah orang yang baik hati". Yu Yuan kemudian berkata : "Tante saya juga mau menjadi orang yang baik hati". Wartawan itupun menjawab, "Kamu memang orang yang baik. Orang baik harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik". Yu yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan. "Tante ini adalah surat wasiat saya."

Fu yuan kaget sekali, membuka dan melihat surat tersebut. Ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang pengaturan pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dan diatas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan.

Dalam satu artikel itu nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan. Dibelakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal. Dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang- orang yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar. "Sampai jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya. Dan katakana ini juga pada pemimpin palang merah. Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya. Biar mereka lekas sembuh". Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya.

“Saya pernah datang, saya sangat patuh”, demikianlah kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan. Pada tanggal 22 agustus, karena pendarahan dipencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan mengambil mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan di pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis. Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa membantunya. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal dengan tenang. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air sungguh telah pergi kedunia lain.

Dikecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan karangan bunga yang ditumupuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan pelan "Anak kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas langit, kepakanlah kedua sayapmu. Terbanglah.. ......... ...." demikian kata-kata dari seorang pemuda tersebut.

Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Didepan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan.

Didepan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa. Diatas batu nisannya tertulis, "Aku pernah datang dan aku sangat patuh" (30 nov 1996- 22 agus 2005). Dan dibelakangnya terukir perjalanan singkat riwayat hidup Yu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah disaat dia masih hidup telah menerima kehangatan dari dunia.

Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan dana Yu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian.

Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis diraut wajah anak tersebut. "Saya telah menerima bantuan dari kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kami diatas sana . Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata "Aku pernah datang dan aku sangat patuh".

Demikianlah sebuah kisah yang sangat menggugah hati. Seorang anak kecil yang berjuang bertahan hidup dan akhirnya harus menghadapi kematian akibat sakit yang dideritanya. Dengan kepolosan dan ketulusan serta baktinya kepada orang tuanya, akhirnya mendapatkan respon yang luar biasa dari kalangan Dunia. Walaupun hidup serba kekurangan, dia bisa memberikan kasihnya terhadap sesama. Inilah contoh yang seharusnya kita pun mampu melakukan hal yang sama, berbuat sesuatu yang bermakna bagi sesama, memberikan sedikit kehangatan dan perhatian kepada orang yang membutuhkan. Pribadi dan hati seperti inilah yang dinamakan pribadi seorang pengasih.

Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)

 


Ebook "Profil Jutawan Sukses sumber motivasi untuk Sukses" Salah satu kunci sukses dalam hidup ini adalah belajar dan terinspirasi dari kisah sukses perjuangan mereka yang telah sukses. Miliki eBukunya sekarang juga Download Gratis Disini!

Meraih dan Menikmati Sukses


Meraih dan Menikmati Sukses

From: resonansi@yahoogroups.com

"Banyak orang berhenti hidup walaupun mereka masih terus bekerja. Mereka lupa akan saat-saat penuh pesona yang dibawa setiap hari dan keajaiban hidup yang datang tiap menit." (Paulo Coelho)

Pembaca, apa yang Anda rasakan dalam hati ketika Anda sedang mengalami kesuksesan atau mimpi Anda terwujud? Pasti senang bukan. Nah, meraih kesuksesan dan menikmati kesuksesan ibarat dua sisi mata uang. Keduanya tidak bisa dipisahkan.

Tanpa usaha dan perjuangan meraih sebuah kesuksesan, kenikmatannya sulit dirasakan. Karena itu, banyak kesuksesan yang diwariskan yang tidak bertahan lama. Namun ingat, perjuangan terus-menerus tanpa menikmati sebuah sukses juga sesuatu yang menyedihkan.

Ada seorang bapak yang seumur hidupnya berjuang dan menabung. Sekarang, dalam usia memasuki kepala tujuh, dia tergolek lemah di ranjangnya karena kanker pelan-pelan menggerogoti daya tahan tubuhnya.

Dia mulai menyadari perlunya menikmati apa yang dia raih. Dulu, saat masih berjuang, dia menolak makanan enak. Dia berusaha menabung. Bahkan, jarang sekali meluangkan waktu untuk melancong atau sekadar jalan-jalan.

Di akhir hidupnya, dia minta dibelikan anggur dan berbagai buah yang enak. Tapi, sayang, dia kini hanya bisa memandangnya. Dia tidak bisa memakannya lagi. Dia harus merasakan sakit yang sedang menggerayangi raganya.

Ada sepotong kisah lain. Seorang direktur produksi sebuah pabrik hidup sukses di masa pensiunnya. Karena kelebihannya, di masa pensiun itu pun, dia masih tetap dibutuhkan. Karirnya dibilang sukses dan perusahaan memenuhi semua kebutuhannya.

Tapi sayang, dia tidak bahagia. Dia mengaku tidak mampu menikmati semuanya lantaran secara psikis dia menderita oleh persoalan keluarga.

Istri dan anaknya kabur meninggalkannya. Padahal, dulu dia berjanji akan memberikan waktu bagi anak dan istrinya. Tapi, sampai hubungan dengan istrinya memburuk, dia masih belum sadar. Dan rasa sesal pun menggantung di hati saat masa pensiun tiba. Dia kesepian.

Bicara tentang menikmati sukses, saya teringat sebuah kisah satu lagi yang mungkin Anda pernah mendengar atau membacanya. Konon, ada seorang kaisar berkata kepada seorang pengelana.

Kaisar mengatakan, jika dia mampu menjelajahi daerah seluas apa pun, kaisar akan memberikan semua daerah yang sanggup dijelajahinya itu. Sontak, sang pengelana girang. Dia pun bergegas menaiki kuda dan melarikannya dengan sangat cepat untuk menjelajahi daratan seluas mungkin.

Dia terus melaju sampai lupa makan dan minum. Bahkan, ketika lapar mengusik perutnya dan haus mengusik kerongkongannya, dia tidak peduli. Yang ada di pikirannya cuma satu, menjelajahi daratan seluas- luasnya.

Akhirnya, tibalah dia pada sebuah tempat setelah berhasil menjelajahi daerah yang sangat luas. Tapi, dia sudah sangat kelelahan dan hampir mati. Lalu, dia sadar. "Buat apa aku paksa diri begitu keras untuk menguasai daerah seluas ini. Tapi, kini aku nyaris mati. Dan aku hanya membutuhkan tanah seluas dua meter persegi untuk menguburkan jasadku sendiri," katanya. Dia menyesali usaha yang membuatnya tidak bisa menikmati buahnya. Akhirnya, sang pengelana itu pun mati berbalut kesunyian.

Nah, cerita-cerita itu mirip dengan perjalanan kesuksesan kita. Di zaman sekarang, banyak orang memaksakan diri mengumpulkan uang, popularitas, materi, penghargaan, pangkat, dan posisi. Tapi, di tahap akhir, yang ada hanyalah ratapan batin yang tak pernah puas dan mau meraih lebih banyak lagi. Mereka bukan lagi berjuang meraih kesuksesan, tetapi kecanduan untuk sukses. Sampai akhirnya mereka lupa untuk menikmati hidup yang bahagia.

Kehampaan

Harold Kushner, seorang filosof religius tersohor, mengatakan dalam bukunya Melimpah Namun Gersang (Kanisius), sukses bukanlah sukses kalau membuat kita menderita. Kenyataannya, banyak orang mencapai kesuksesan tetapi tidak mampu menikmatinya. Yang ada hanyalah kehampaan. Itulah dilema besar manusia kontemporer.

Di satu sisi, kita dipacu untuk semakin keras berusaha, meningkat dalam karir, menambah harta dan tabungan. Tapi, di sisi lain, kalau tidak disadari, kita bisa lupa untuk menikmati, mencecap kebahagiaan yang menyertainya.

Banyak di antara kita yang kecanduan sukses. Bahkan menganggap menikmati sukses sebagai suatu dosa atau kebiasaan buruk yang hanya membuatnya malas. Akibatnya, kesuksesan mereka lebih banyak dinikmati oleh temannya, keluarga besar, sahabat, maupun orang lain yang sebenarnya memperalatnya. Sungguh malang manusia seperti ini.

Untuk terhindar dari jebakan sukses ini, Anda sesekali meluangkan waktu untuk sebuah jeda. Coba Anda duduk santai, merenung, mensyukuri jalan-jalan sukses yang sudah Anda lalui, dan ucapkan terimakasih pada Sang Pemberi Hidup. Dengarkanlah dengusan nafas Anda, nafas yang setia menemani Anda meraih sukses.

Apa gunannya seorang memperoleh seluruh dunia, jika tidak bahagia? Tantangan dari tulisan ini bagi Anda hari ini adalah menanyakan kepada diri Anda sendiri, apakah perencanaan Anda dalam tahun ini untuk merayakan dan menikmati kesuksesan yang telah Anda raih selama ini, khususnya bersama orang-orang yang penting dalam hidup Anda?

Sumber: Meraih dan Menikmati Sukses oleh Anthony Dio Martin, Psikolog, penulis buku best seller EQ Motivator, dan Managing Director HR Excellency

 

"Nikmatilah hidup ini, Nikmatilah proses menuju sukses. Jangan siksa dirimu demi kesuksesan yang kau inginkan. sukses bukanlah sukses kalau membuat kita menderita."

Tiga Orang Pencuri


Kisah Tiga Orang Pencuri

Peristiwa ini terjadi di sebuah toko makanan kecil pada tahun 1887. Seorang pria yang tampak berumur kurang lebih enam puluh tahun membeli lobak hijau. Dia menyerahkan kepada pelayan selembar uang dolar dan menunggu kembalian. Pelayan toko menerima uang dan mulai memasukan ke laci sementara dia mengambil kembalian. Walaupun demikian dia memperhatikan ada tinta pada jarinya, yang masih basah karena memegang lobak hijau. Dia terkejut dan berhenti sejenak untuk memikirkan apa yang akan dilakukannya. Setelah sesaat bergulat dengan masalah itu, dia membuat keputusan.

Ini adalah Emanuae Ninger, teman lama, tetangga, dan pelanggan. Tentunya orang ini tidak akan memberinya uang yang tidak asli. Dia pun memberikan kembalian dan si pria pergi. Kemudian, si pelayan toko berpikir kembali karena dua puluh dolar uang yang banyak sekali pada tahun 1887. dia memanggil polisi. Seorang polisi merasa yakin bahwa uang dua puluh dolar itu asli. Polisi lainnya kebingungan dengan tinta yang terhapus. Akhirnya, rasa ingin tahu yang diperpadukan dengan tanggung jawab memaksa mereka mendapatkan surat perintah penggeledahan rumah Ninger. Diloteng mereka menemukan lembaran uang dua puluh dolar. Bahkan mereka menemukan uang dua puluh dolar yang sedang dalam proses pencetakan. Mereka juga menemukan tiga potret diri yang dilukis oleh Emanuel Ninger.

Ninger adalah pelukis dan pelukis yang ahli. Dia begitu ahli, sehingga dia melukis dengan tangan lembaran uang dua puluh dolar. dengan teliti, goresan demi goresa, dia menggunakan sentuhan keahliannya demikian cermat sehingga dia bisa membodohi setiap orang sampai terjadi perubahan nasib dalam bentuk tangan basah pelayan toko makanan yang mengungkapkan perbuatannya. Setelah dia ditangkap, potret dirinya dijual dalam lelang umum seharga $ 16.000- masing masing lebih dari $ 5.000. Ironi dari kisah ini adalah bahwa Emanuel Ninger memerlukan waktu yang tepat sama panjangnya untuk melukis uang dua puluh dolar seperti yang dilakukannya untuk melukis potret diri seharga $ 5.000. ya, orang yang cemerlang dan berbakat ini menjadi PENCURI dalam segenap arti katanya.

Tragisnya, orang yang paling banyak dicurinya adalah Emanuel Ninger sendiri. Bukan hanya dia seharusnya menjadi orang kaya seandainya secara sah dia memasarkan kemampuannya, tetapi seharusnya dia bisa membeli begitu banyak kesenangan dan begitu banyak keuntungan bagi sesamanya. Dia termasuk dalam daftar pencuri yang tidak ada habis habisnya yang mencuri dari dirinya sendiri ketika mereka berusaha mencuri dari orang lain.

Pencuri ini tinggi hati

Pencuri kedua yang akan saya ceritakan kepada Anda adalah seorang pria bernama Arthur Bary. Dia juga pencuri yang luar biasa. Dia adalah pencuri perhiasan yang beroperasi pada tahun dua puluhan yang hingar bingar. Barry mendapat reputasi international mungkin sebagai pencuri terkemuka sepanjang masa. Bukan hanya dia pencuri perhiasan yang sukses, dia juga seorang penilai barang seni. Bahkan dia menjadi orang yang tinggi hati dan tidak mau mencuri dari sembarang orang -- itu bukan watak Arthur Bary. Bukan hanya prospek nya harus punya uang dan perhiasan supaya dia bisa datang berkunjung, tetapi nama mereka juga harus terdaftar di eselon masyarakat. Kurang lebih menjadi lambang status dikunjungi dan dirampok oleh pencuri ksatria “ ini. Perasaan ini, saya perlu cepat cepat menambahkan, menyebabkan angkatan kepolisian sangat malu.

Pada suatu malam, Bary tertangkap ketika sedang merampok dan ditembak tiga kali. Dengan peluru bersarang ditubuhnya, pecaahan kaca dimatanya dan menderita rasa sakit yang luar biasa, dia membuat pernyataan tidak terlalu diluar dugaan : 'saya tidak akan melakukan ini lagi'. Ajaibnya, dia berhasil meloloskan diri dan selama tiga tahun berkutnya dia tetap hidup diluar penjara. Kemudian seorang wanita yang cemburu melaporkannya dan Bary menjalani hukuman penjara delapan belas tahun. Setelah dibebaskan dia memenuhi janjinya. Dia tidak kembali ke kehidupannya sebagai pencuri perhiasan. Bahkan dia menetap disebuah kota kecil di New England dan menjalani kehidupan sebagai warga teladan. Warga kota setempat sempat menghormatinya dengan menjadikannya ketua organisasi veteran lokal.

Walaupun demikian akhirnya berita bocor bahwa Arthur Bary, pencuri perhiasan permata termashur, berada di tengah tengah mereka. Wartawan dari seluruh negara berdatangan ke kota kecil itu untk mewawancarainya. Mereka mengajukan sejumlah pertanyaan dan akhirnya seorang wartawan muda mendapatkan inti persoalan ketika dia mengajukan pertanyaan yang paling mendalam. Pak Bary,“dia bertanya, Anda mencuri dari banyak orang kaya selama tahun tahun kehidupan Anda sebagai pencuri, tetapi saya ingin tahu apakah Anda masih ingat salah satu yang paling banyak Anda curi ?. Tanpa keraguan sesaat pun Barry menjawab, Itu mudah. Seharusnya saya menjadi usahawan yang sukses, seorang baron di wall street dan warga masyarakat yang berjasa memberikan banyak sumbangan, tetapi sebaliknya saya memilih kehidupan sebagai pencuri dan melewatkan dua pertiga masa dewasa saya di balik terali besi penjara. Ya, Arthur Barry benar benar pencuri yang mencuri dari dirinya.

Anda pasti kenal pencuri ini

Pencuri ketiga yang akan saya bicarakan jelas sekali adalah Anda sendiri. Saya akan menyebut Anda pencuri karena siapa saja yang tidak mempercayai dirinya dan menggunakan sepenuhnya keahlian secara harfiah = mencuri dari dirinya sendiri, dan juga dari orang orang yang dicintainya dan dalam proses perbuatanya, karena berkurangnya produktivitas, dia juga mencuri dari masyarakat. Karena tidak ada seorangpun yang menyadari bahwa dia mencuri dari dirinya sendiri, jelas sekali bahwa mereka yang mencuri dari dirinya berbuat begitu karena tidak tahu. Walaupun demikian kejahatannya masih serius karena kerugiannya sebesar kalau dilakukan dengan sengaja..

Jadi pertanyaannya jelas sekali : Apakah Anda siap berhenti mencuri dari diri Anda sendiri? Saya merasa cukup optimis untuk berkeyakinan bahwa Anda sudah mulai mendaki ke puncak sukses. Bagi Anda dan banyak orang lainnya, email ini akan memberikan motivasi, inspirasi dan pengetahuan untuk membawa Anda jauh sekali ke depan.

Namun baiklah saya akan memperingatkan Anda bahwa pendidikan Anda di bidang ini belum lengkap pada saat Anda menyelesaikan email ini. Tubuh Anda memerlukan gizi setiap hari dan pikiran Anda juga memerlukan gizi mental sama seringnya, jadi teruslah membaca email email saya dan segera setelah Anda menyelesaikan email ini, segera Anda melihat ke cermin, Anda akan memandangi mata bekas pencuri.

Selamat !!! Mulai saat ini Anda akan mulai menggali potensi Anda dan tidak mencuri dari diri Anda sendiri lagi....Sekali lagi selamat... Anda akan sukses......

Wassalam
http://ecerdas.com/?id=xtraincome

Tips dan Trik

Search This Blog